Blogger Taufikurrahman Kula Belajar Bermain dan Bekerja TAUFIKURRAHMAN KULA: MAKALAH JENIS-JENIS PERILAKU INDIVIDU http://www.4shared.com/embed/c7-5sA-M/720-NSi336-naruchigocom_00_00_.swf

Senin, 18 Maret 2013

MAKALAH JENIS-JENIS PERILAKU INDIVIDU

Jenis-jenis Perilaku Individu






















Oleh:
Taufikurrahman

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BALIKPAPAN (STITBA)
PONDOK PESANTREN SYAICHONA CHOLIL BALIKPAPAN SELATAN
TAHUN 2012/2013




KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengannama Allah yang maha Pengasih maha Penyayang. Pujisyukur kita panjatkan kepada Allah Tuhanseluruhalam dantidak lupa shalawat sertasalam semoga selalu tercurah kankepaa Nabibesarkita Muhammad SAW. Keluarga, sahabatdansegenappenerusperjuanganbeliausampaiyaumulkiamah.
Penulisjugamengucapkanbanyakterimakasihkepada:
Ø Dosen yang memberikan tugas makalah inikepada Saya guna meningkatkan mutu SekolahTinggiIlmuTarbiyah Balikpapan (STITBA).
Ø Kedua orang tuayang karenado’a dan jasanya sehingga Saya mampu melanjutkan pendidikanhingga jenjangperguruantinggi.
Ø Teman-teman semester dua yang telah memberikan dukungan penuh atas terselesaikannya makalah ini.
Adapun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalampembuatan makalah ini, untuk itu selaku penulis makalah mengharap saran dankritiknya yang bersifat membangunakan segalakekurangan makalah ini, karena akan berpengaruh padapenulisan-penulisans elanjutnya dan parapemaca yang akan mendapatkan tugas yang sama.
Harapantakterhinggadaripenulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagipembaca dan hususnya penulis, sekian dan terimakasih.




                                                                                    Balikpapan, 12 Februari 2013

                                                                                   


                                                                                                 Penulis,



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................  i
DAFAR ISI........................................................................................................  ii
BAB I    :  PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang Masalah.........................................................   1
B.           Rumusan Masalah..................................................................   1
BAB II   :  PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Jenis Perilaku Individu......................................  2
B.     Jenis-jenis  Perilaku Individu....................................................4
C.     Perilaku Individu Dalam Dunia pendidikan Islam.....................  5
BAB III  :  PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................   6
B.     Saran-Saran................................................................................  6
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar perilaku individu , dan bahkan ada yang menyatakan prilaku individu mencakup segala pernyataan hidup , jika pendapat ini yang kita pakai , maka betapa banyak kata yang harus digunakan untuk mendeskripsikannya. Untuk  keperluan studi tentang  prilaku kiranya perlu ada sistematika pengelompokan berdasarkan kerangka berfikir tertentu.
Dalam konteks pendidikan ada tiga kawasan (domain), yaitu: kawasan kognitif, kawasan efektif, kawasan psikomotorik, yang mana  dari ketiga aspek inilah kita dapat menentukan kemana arah prilaku individu tersebut dapat berkembang. Segenap usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjadinya perubahan prilaku peserta didik secara menyeluruh dengan mencakup semua kawasan prilaku.
Berangkat dari pemikiran inilah, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi pemikiran tentang jenis-jenis prilaku individu yang ada di sekitar kita. Sehingga dapat menambah wawasan kita.


B.     Rumusan Masalah

      Dalampembuatanmakalahini, penulis bias merumuskanhal-hal yang menjadipokokpermasalahan, diantaranya:
-          Apakah Pengertian dan Jenis Prilaku Individu?
-          Apa Pengertian  Konteks Domain Prilaku Individu?
-          Bagaimana Prilaku Individu dalam Dunia Pendidikan Islam?




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Perilaku Individu
Prilaku Individu dapat diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan, serta segala sesuatu yang dilakuakan manusia baik yang dilakukan dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan seperti berbicara, berukar pendapat, berjalan dan sebagainya. Menurut Gibson (1996) menyatakan “perilaku individu adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang seperti: berbicara, berjalan, berfikir atau tindakan dari suatu sikap”.Sedangkan menurut Kurt Levin: “perilaku (Behavior = B) individu pada dasarnya merupakan fungsi dari interaksi antara person/individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan (Enviromamet = E)”. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga setiap manusia mempunyai keunikan-keunikan tersendiri. Oleh sebab itu antara individu yang satu dengan yang lain pasti mempunyai perbedaan-perbadaan.
Ada beberapa alasan menganggap manusia berperilaku berbeda:
1.      Manusia berbeda perilaku kareemampuannya tidak sama
Prinsip ini penting untuk dapat memahami mengapa seseoarang berbuat dan berperilaku berbeda dengan lainnya. Perbedaan kemampuan ini ada yang beranggapan  karena perbadaan menyarap informasi dari suatu gejala atau fenomena. Adapula yang menganggap karena hasil didikan dan pengalaman. Lepas dari perbedaan tersebut, kita dapat memahami bahwa kemampuan seseorang dapat membedakan kemampuannya, dengan demikian, kita akan paham pula mengap seseorang berperilaku yang berbeda dengan yang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang sama.


2.      Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
Ahli ilmu perilaku umumnya berpendapat bahwa manusia itu berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah beberapa pernyataan dalam diri seseorang(Internal State) yang menyebabkan seseorang itu bertindak untuk mencapainya dalam bentuk objek atau hasil objek atau hasil.
                

3.      Orang berfikir tentang masa
depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak Kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilaku masing-masing. Dalam banyak hal orang dihadapkan pada sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang dipilihnya. Cara untuk menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan diantara sejumlah besar rangkaian pilihan perilaku byang terbuka baginya, adalah dengan menggunakan penjelasan teori expectancy. Teori ini berdasarkan atas proporsi yang sederhana yaitu bahwa seseorang memilih berperilaku sedemikian karena dia yakin dapat mengarahkan untuk mendapatkan hasil tertentu misalnya mendapatkan hadiah atau upah,dan dikenal oleh atasan yang menarik baginya karena sesuai dengan tuntutan kebutuhannya. Teori expectancy ini berdasarkan suatu anggapan yang menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah yang akan diikuti oleh seseorang manakala dia memiliki kesempatan untuk membuat pilihan menganai perilakunya.


4.      Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungan dengan pengalaman masalalu dengan kebutuhannya
Model expectancy, seperti halnya banyak lampiran yang dipergunakan untuk memahami perilaku, menduga bahwa orang berperilaku itu menurut persepsinya terhadap dunia ini.
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana seseorang mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif itu melibatkan seseorang individu mengakui apa yang dilihatnya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan dan nilai-nilainya. Lingkungan akan lebih banyak memberikan kepada manusia objek dan peristiwa dibandingkan dengan kemampuan manusia itu sendiri untuk memahami objek dan peristiwa tersebut.

5.      seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang dan tidak senang
Orang jarang bertindak netral sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami, mereka cenderung untuk mengevaluasi  sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau tidak senang. Perasaan senang dan tidak senang ini akan menjadikan seorang untuk berbuat yang berbeda dengan orang lain dalam menggapai suatu hal, orang merasa puas atau tidak puas. Kepuasan atau tidak, ini berhubungan dengan perbedaan antara harapan dan kenyataan maupun membandingkan apa yang diperoleh dalam situasi tertentu dengan apa dengan apa yang diterima orang lain dalam situasi yang sama. Hasil perbandingan ini kadang kala kurang informasi mengenai bahan masuakan (input) dan hasil yang dicapai oleh orang lain tersebut kurang. Tepatnya proses perbandingan tersebut bisa dikatakan orang tersebut telah salah presepsi.
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula kebutuhannya dan ada juga dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Lembaga pendidikan bisa mempengaruhi perilaku seseorang dengan dengan merubah satu atau beberapa faktorpenentu dari perilaku individu, kesemuanya terbuka untuk dipengaruhi. Kebutuhan dan kemampuan tertentu umumnya sulit depengaruhi, karena mereka sering dibatasi oleh sifat psikologis dari seseorang, latar belakang dan pengalamannya. Expectancy dan kemampuan tertentu yang dihasilkan dari proses belajar, disatu pihak adalah terbuka untuk dipengaruhi. Selama keduanya dihasilkan oleh lingkungan kerja. Pengaruh langsung dari lingkungan tempat kerja akan memberi pengaruh dalam perubahan perilaku seseorang. Berdasarkan teori expectancy bagian lingkungan yang ikut menciptakan terjadinya sesuatu yang diinginkan adalah penting untuk diketahui, karena hal ini bisa menyebabkan terjadinya motivasi. Dengan demikian berdasarkan berdasarkan penelitian atau kaji tindak yang seksama terhadap faktor manakah yang dianggap paling dominan dalam mempengaruhi perilaku selanjutnya dikembangkan untuk mendapatkan keefektifan pelaksanaan pembelajaran.






B.   Jenis-jenis Perilaku Individu
Dalam konteks pendidikan, Bloom mengungkapkan tiga kawasan perilaku individu beserta sub kawsan. Dari masing-masing kawasan , yakni: 1. Kawasan kognitif . 2. Kawasan efektif dan. 3. Kawasan psikomotor.
Perilaku diatas menjadi rujukan penting dalam proses pendidikan, terutama kaitan dengan usaha dan hasil pendidikan seyogyanya diarahkan untuk terjadinya perubahan perilaku peserta didik secara menyeluruh, dengan mencakup semua kawasan perilaku. Dengan merujuk pada tulisan Gulo (2005), di bawah ini akan diuraikan ketiga kawasan tersebut besrta sub kawasannya.

1.      Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar terdiri dari:
a.       Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tapi paling mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsef, defenisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori atau kesimpulan.
b.      Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat juga dikatakan dengan istilah mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari materi seperti defenisi, informasi, peristiwa dan fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru.
c.       Penerapan (application)
Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sahari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini jika dia dapat memberi contoh, mengklasifikasikan, memampaatkan, menyelesaikan,dan mengidentifikasi hal-halyang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali diperkanalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha memberi nama yang cocok bagi alat angkutan terebut, satu-satunya alat transportasi yang sudah dikenal pada watu itu adalah kuda. Bagi mereka ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron horse (kuda besi). Hal ini menunjukan bagaimana mereka menerapkan konsep terhadap sebuah temuan baru.
d.      Penguraian (analysis)
Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukan hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan.
e.       Memadukan (synthesis)
Menggabungkan, meramu atau merangkai berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi satu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupaan ciri kemampuan ini. Contoh: contoh memilih irama dan kemudian menggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru, memberi nama yang sesuai bagi suatu temuan baru, menciptakan suatu logo organisasi.
f.       Penilaian (evaluation)
Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan yaitu: pembenaran berdasarkan internal dan pembenaran berdasarkan eksternal


2.      Kawasan Efektif
Yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, terdiri dari:Penerimaan (receiving), sambutan (responding),  penilaian, pengorganisasian (organization), karakterisasi (charecterization).
3.      Kawasan Psikomotor
Yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: kesiapan, peniruan, membiasakan, menyesuaikan dan menciptakan..


C.   Perilaku Individu Dalam Dunia Pendidikan Islam
Pondok pesantren merupakan sentral dan induk dari pendidikan islam. Yang berlandaskan pada firman Allah swt.



“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan yang menuntu ilmu beberapa derajat” (QS.Mujadalah:11)

Dengan berdalilkan firman tersebut pondok pesantern tetap konsisten untuk memberikan pengetahuan tehadap individu yang terdapat dalam lingkup pesantrean agar mendapatkan pendidikan karakter dan pengaplikasiannya kepada masyarakat. Didalam pesantren baik secara langsung maupun tidak langsung tiap-tiap individu akan mendapatkan pendidikan karakter seperti:
a.       Bersikap Jujur (siddiq)
Banyaknya persoalan dilingkup dunia pendidikan kita antara lain disebabkan oleh semakin menipisnya kejujuran. Contohnya: saat pelaksanaan UN (ujian nasional), tiap sekolah berlomba mengambil keputusan miring agar anak didiknya dapat lulus, salah satu caranya dengan memperbolehkan siswa membawa HP keruangan ujian yang nanti dari HP itulah siswa akan menerima pesan berupa jawaban soal ujian. Sehingga secara tidak langsung kejadian itu menanamkan karakter pembohong pada diri siswa. Berbeda dengan pondok pesantrean yang menganut program salafiyah, untuk meluluskan santri(individu kognitif) tidak lah terpaku pada momen-momen tertentu dan kompetensi lulusnya tidak lah berpatokan pada ujian akhir saja, tetapi cenderung pada pengetahuan individu/person yang bisa dilihat dari jumlah hafalnnya atau pemahaman dan penguraiannya terhadap kitab-kitab yang telah ditentukan. Sehingga secara garis besar budaya menyotek dapat dihilangkan.
b.      Bersikap Teguh/Gigih (istiqomah)
Saat ini, peserta didik dari semua jenjang pendidikan perlu diajarkan mengenai nilai kegigihan. Kegigihan itu sendiri adalah semangat pantang menyerah yang diikuti keyakinan kuat dan mantap mencapai impian dan cita-cita. Dalam kemyataannya, nilai-nilai tersebut sangat dibutuhkan oleh tiap-tiap individu agar mereka memiliki semangat yang besar dan tidak mudah putus asa dalam menggapai cita-cita. Dengan berdasarkan Hadits  “istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah”. Pondok pesantrean membiasakan santrinya untuk selalu sholat faradu, shalat malam atau qiamullail, membiasakan menghafal pelajaran, dan berkeperibadian dengan akhlaqul karimah.
c.       Profesional/Disiplin (fathonah)
Tidak sedikit guru merasa kewalahan dalam menghadapi peserta didik yang sulit diatur, cenderung membantah saat dinasihati, dan sering kali melakukan pelanggaran. Menghadapi keadaan semacam ini, maka tidak heran jika ada diantara guru yang menggunakan jalan kekerasan untuk menambah sikap disiplin pada peserta didiknya.
Menipis atau bahkan menghilangnya sikap disiplin pada peserta didik merupakan masalah serius yang dihadapi dunia pendidikan. Oleh karena itu kita haru mendukung pendidikan islam yang tak pernah bosan menanamkan akhlaq hasanah pada santri-santrinya. Dengan berlandaskan dalil kitab akhlaqul lilbanin:
                                   
“Yang tua mengasiahi yang muda ,Yang muda menghormati yang tua,”
d.      Bertanggung Jawab (amanah)
Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan kepada peserta didik, baik baik masa prabelajar maupun belajar. Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinya sudah tertanam nilai-nilai tanggung jawab, kelak ia akan tumbuh menjadi peribadi yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktifitasnya. Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat mengantarkannya dalam mencapai keberhasialan seperti yang diinginkan.
e.       Peduli (tabligh)
Sikap peduli terhadap orang lain merupakan sikap yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, terutama saat bangsa ini banyak mengalami musibah dan bencana. Namun , untuk untuk menumbahkan rasa kepedulian, kita tidak perlu menunggu bencana terjadi. Sebab, setiap saat, selalu ada banyak hal yang meminta kepedulian kita.




BAB III

PENUTUP
A.   Kesimpulan
Perilaku individu adalah suatu sikap atau tindakan serta segala sesuatu yang dilakuakn manusia baik yang dilakukan dalam bekerja maupun diluar pekerjaan. Dalam dunia pendidikan Islam perilaku individu inilah yang menjadi sasaran dalam pembentukan karakter, sehingga peserta didik dapa menjasi manusia yang bermanfaat keluarga, masyarakan, dan Negara.


B.   Kritik dan Saran

Dengan apa adanya dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis berharap dan siap menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga penulis agar lebih baik dalam penulisan makalah berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Hadits
Umar bin ahmad barja’, Akhlaqul Lilbanini, Muhammad Bin Ahmad Nabhan Wa Awladah. Surabaya 1952
Nurul Isna Aunillah, Pendidikan Karakter di Sekolah, Laksana. Jogjakarta 2011
William A. Smith,  Conscientizacao, Pustaka Pelajar. Massachusetts 1987
Website:
scridb.com
adhisubay.blogspot.com
psychologymania.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar